5000 Pohon Matoa di Tanam Kemenag di Kepri, Dalam Rangka Memperingati Hari Bumi 2025

Batam, Headline167 Dilihat

Asiapelago.com | Batam – Kementerian Agama telah memulai proses penanaman 1 juta pohon secara nasional dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada setiap tanggal 22 April. Dari jumlah total 1 juta, Kepulauan Riau mendapat jatah penanaman sebanyak 5000 pohon Matoa.

Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Agama Provinsi Kepulauan Riau, Zoztavia usai penanaman pohon secara simbolis di wilayah kuliner Welcome to Batam bersama perwakilan jamaah haji mengungkapkan bahwa Penanaman ini merupakan bagian dari gerakan nasional penanaman sejuta pohon yang dicanangkan oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dengan pendekatan eko teologi.

Meskipun memiliki target sebanyak 5000 pohon, penanaman akan dilakukan tidak dalam satu hari alias dilakukan secara bertahap dengan bantuan para jamaah haji dan juga akan dilaksanakan diseluruh tempat ibadah.

“Kalau kita di Kepri ditarget 5000, insyaallah hari ini kita tanam sebanyak 3000, targetnya itu bukan harus dipenuhi hari ini, jamaah haji juga kita dorong untuk menanamnya di tanah yang mereka miliki, kita sebar juga di rumah ibadah, tidak cuma masjid tapi juga vihara, bahkan umat katolik juga kemarin sudah menyiapkan 500 bibit,” ucap Kepala Kanwil Kemenag Kepri, Zoztavia, Selasa (22/4/2025).

Sementara itu ditempat yang sama, Bunyamin M. Yafid Tenaga Ahli Kementerian Agama RI menyampaikan apresiasi kepada jajaran Kemenag di Kepri dan masyarakat. Penanaman pohon ini dikatakan Bunyamin akan menjadi tanggung jawab masyarajat kepada alam dan juga sebuah bentuk amal jariyah ketila sang penanam telah kembali kepada sang khalik

“tugas kita semua sebagai umat beragama untuk menjaga bumi, bukan hanya tugas Kementerian Agama, Rasulullah SAW pun mengajarkan, kalaupun kiamat datang esok, tetaplah menanam pohon hari ini, karena bisa menjadi sebuah amal jariyah” sebut Bunyamin.

Adapun Jenis pohon yang dipilih dalam penenaman di Kepri adalah pohon matoa, matoa dikenali sebagai tanaman asli Papua yang dikenal rindang, mampu beradaptasi dengan cuaca, ramah lingkungan dan memiliki potensi ekonomis yang menjanjikan.

Komentar