Keluarga Napi Keberatan: Lagi, Lapas Narkotika Tanjung Pinang Dihantam Berita Tak Akurat

Batam, Headline55 Dilihat

BATAM – Kepala KPLP Lapas Narkotika Tanjung Pinang, Syahrinaldi, menjadi korban berita yang informasinya belum teruji kebenarannya di salah satu media daring. Hal itu terungkap saat pihak lapas berdiskusi melalui sambungan telepon bersama PWI Batam, Selasa (8/7/2025).

Pada berita yang diunggah pada tanggal 3 Juli 2025 dengan judul “Lapas Kelas II A Tanjungpinang Penyalahgunaan Wewenang” itu menyebut bahwa salah satu oknum petugas lapas narkotika Tanjung Pinang bernama Rinaldi alias Aldi, menyalahgunakan wewenangnya. Menurut media tersebut Rinaldi sengaja menutup mata terhadap aksi pemukulan antar napi.

Disebut juga bahwa pemukulan yang dialami oleh TN dan Robi alias gondrong itu dilatarbelakangi kasus utang-piutang mereka dengan seorang napi bernama Reza Firdaus setahun yang lalu.

TN dan Robi juga mengaku disekap dan tidur di kamar mandi blok selama berbulan – bulan. Di dalam berita juga ditulis bahwa Rinaldi tidak bertindak karena menerima “setoran” dari Reza Firdaus.

Sayangnya, Syahrinaldi sebagai Ka. KPLP ysng disebut di dalam berita sama sekali tidak pernah merasa dikonfirmasi oleh wartawan yang menulis berita. Padahal, menurut Syahrinaldi, apa yang ditulis sama sekali tidak benar.

“Apa yang terjadi tidak seperti yang diberitakan. Kami tidak pernah membiarkan aksi pemukulan antar napi. Apalagi sampai ada penyekapan. Peristiwa yang ditulis pun satu tahun yang lalu menurut media tersebut,” kata Syahrinaldi, Selasa siang.

Selain Syahrinaldi, keberatan terhadap berita tersebut juga disampaikan Anto, kerabat dekat Reza Firdaus. Anto mendatangi Lapas Tanjung Pinang menyampaikan dan mendiskusikan dengan pihak lapas terksit berita tersebut.

“Keluarga besar kami cukup kaget membaca berita tersebut. Kami keberatan jika Reza Firdaus dikaitkan dalam aksi pemukulan antar napi dan disebut sebagai big boss narkoba yang memberi “setoran” kepada petugas lapas,” kata Anto melalui sambungan telepon.

Ketua PWI Batam Khafi Anshary menyarankan agar pihak keluarga dan lapas untuk melayangkan hak jawab ke redaksi media online tersebut.

“Langkah lain adalah membuat pengaduan ke Dewan Pers,” ujarnya.

Menurut Khafi, sangat penting bagi wartawan untuk menjaga keberimbanagn berita untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat, adil, dan tidak memihak, serta tidak beritikad buruk.

“Wartawan juga harus terus memperbaiki kualitasnya dalam menulis agar membantu membangun kepercayaan pembaca dan memastikan bahwa berita yang disampaikan tidak untuk kepentingan tertentu saja. Di sinilah pentingnya sertifikasi wartawan,” ujar Khafi.

Komentar