LAM Batam dan Ormas Melayu Samakan Misi, Gelorakan Silaturahmi Akbar

Batam, Headline15 Dilihat

BATAM — Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepri Kota Batam menggelar silaturahmi bersama puluhan organisasi masyarakat dan paguyuban Melayu di Istana Besar Madani, Sabtu (16/8/2025).

Pertemuan yang diberi tajuk“Sembang Sesame Kite”ini menjadi ruang berbincang hangat antar-sesama, sekaligus pemanasan menuju hajatan besar Milad ke-25 LAM Batam di Dataran Engku Putri, Ahad (14/9/2025) mendatang.

Ketua Umum LAM Batam, YM Dato’ Wira Setia Utama Raja H. Muhammad Amin, dalam kesempatan itu menegaskan bahwa pertemuan ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah untuk menyatukan visi dan misi.

Ia menggambarkan suasana pertemuan sebagai “bebual anak beranak” dan“bebual adek-beradek”, sebuah cara duduk bersama yang penuh persaudaraan.

“Mari kita jaga Bumi Melayu, menjadi tuan di negeri sendiri. Saya ingin sekali kita bersatu padu,” ujar Raja Amin di hadapan lebih dari 20 ormas yang hadir. Jangan sampai terjadi “Kere di hutan disusukan, anak di rumah mati tak makan”.

Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Ketua Umum Rumpun Khazanah Warisan Batam (RKWB) Dato’ H. Machmur Ismail, perwakilan Melayu Raya, Keluarga Besar Masyarakat Riau (KBMR), Hulubalang Junjung Negeri, Perhimpunan Selingsing, PERPAT, Lang Laut, Gagak Hitam, Laskar Melayu Bersatu, Kerabat Barkad, Gerakan Mahasiswa Melayu (GMM), Aliansi Pemuda Melayu, Tajam, Pondok Warisan Budaya, Rumahitam, serta berbagai komunitas lainnya.

Sejumlah pengurus LAM Batam juga turut hadir, mulai dari YM Raja Erwan, Dato’ Taufik Muntashir, Dato’, Zulkifli Lukman, Dato’ Syamsudin Ja’far Tun Kelana, Dato’ Mustari, hingga Dato’ Ardiwinata bersama Ketua dan Pengurus LAM kecamatan se-Kota Batam.

Raja Amin dalam sambutannya yang bijak mengutip gurindam Melayu tentang pentingnya kepemimpinan dan marwah: “Bila negeri tidak beraja, bila kampung tak berpenghulu, bila rumah tidak bertuan, angin lalu tempias pun lalu, tuah hilang marwah terbuang, hidup celaka sengketa pun datang.”

Menurutnya, nilai yang terkandung dalam bait tunjuk ajar Melayu itu masih relevan dalam menjaga tatanan sosial hari ini. Karena itu, ia menekankan kembali slogan LAM Batam: “Tegak memelihara Tuah, berdiri menjalankan Amanah, Duduk menjaga Marwah.”

Momentum Milad ke-25 LAM Batam pada setiap tanggal 10 September menjadi istimewa. LAM Batam akan meluncurkan “Batam Bertanjak” yang diproyeksikan sebagai ikon budaya baru, sekaligus menetapkan 10 September sebagai Hari Bertanjak yang diperingati setiap tahun.

Puncak acara akan berlangsung Ahad, 14 September 2025, di Dataran Engku Putri, bersamaan dengan Silaturahmi Akbar Ormas dan Paguyuban se-Kota Batam.

Aktivis Melayu, M. Nur, menyebut acara ini harus menjadi ajang unjuk diri dan eksistensi Melayu, sementara Alin dari Melayu Raya mengusulkan perlunya dibentuk Perhimpunan Saudagar Muda Melayu agar kaum muda dapat memperkuat basis ekonomi.

Selain menyusun agenda budaya, LAM Batam juga mengumumkan sejumlah program kerja strategis untuk periode 2025–2028. Di antaranya adalah penyelesaian persoalan Rempang dan sertifikasi kampung tua, pembangunan Kampung Adat atau Taman Mini Batam Madani, serta memberi prioritas kerja bagi generasi muda Melayu.

LAM juga menekankan perlunya Peraturan Daerah (Perda) tentang LAM Batam. Dalam ranah simbolik, LAM meminta agar pembangunan patung di titik-titik strategis kota tidak dilakukan tanpa koordinasi dengan lembaga adat, serta mendorong pemutaran lagu Melayu di pelabuhan, hotel, dan pusat perbelanjaan.

Tidak berhenti di situ, tekad LAM Batam juga terlihat dalam sejumlah azam. Setiap acara resmi LAM diminta untuk diawali dengan sholawat, nama jalan dan simpang yang tidak tepat akan dikaji ulang, dan penamaan bundaran diarahkan pada identitas lokal seperti Taman Mustika Alam, Bundaran Ufuk Selatan, Bundaran Cik Puan Bulang.

“LAM juga meminta sekolah-sekolah di Batam untuk menampilkan foto pahlawan nasional asal Kepri : Sultan Mahmud Riayatsyah, Raja Haji Fisabilillah dan Raja Ali Haji, sebagai bagian dari pendidikan sejarah dan kebanggaan daerah,” ujar YM H. Raja M Amin.

Di penghujung acara, LAM Batam juga menggulirkan tagar #BarelangKampungKite sebagai semangat kolektif. Sebuah seruan yang menyiratkan ajakan untuk kembali pada akar, menjaga marwah, dan memastikan Batam tetap menjadi rumah besar bagi Melayu yang hidup harmonis bersama suku bangsa lainnya.

Komentar