Amsakar Achmad: Muatan Lokal Adalah Jati Diri Anak Batam

Batam, Headline3684 Dilihat

Asiapelago.com | Batam – Di tengah derasnya arus globalisasi yang kian meresap ke berbagai aspek kehidupan, Pemerintah Kota Batam mengambil langkah strategis untuk memperkuat identitas lokal melalui dunia pendidikan. Kamis, 20 November 2025, Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, secara resmi membuka Pelatihan Pengembangan Perangkat Ajar Muatan Lokal di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Wali Kota Nomor 16 Tahun 2025, yang menjadi landasan hukum dalam pengembangan materi pembelajaran berbasis kearifan lokal.

Pelatihan yang digelar oleh Dinas Pendidikan Kota Batam ini bukan sekadar rutinitas birokrasi, melainkan bagian dari upaya serius untuk membentuk karakter generasi muda Batam agar tetap berpijak pada nilai-nilai budaya daerah. Dalam sambutannya, Amsakar menyampaikan apresiasi atas gerak cepat Dinas Pendidikan dalam menindaklanjuti kebijakan tersebut.

“Saya mengapresiasi apa yang dilakukan Dinas Pendidikan saat ini dengan menindaklanjuti Perwako Nomor 16 Tahun 2025 tentang pengembangan perangkat ajar muatan lokal Kota Batam,” ujarnya.

Lebih lanjut, Amsakar menekankan bahwa muatan lokal bukan hanya pelengkap dokumen pembelajaran, melainkan instrumen penting dalam menjaga jati diri anak-anak Batam. Ia menyebutkan bahwa nilai-nilai lokal yang terkandung dalam muatan tersebut harus ditanamkan sejak dini agar generasi muda tidak tercerabut dari akar budaya mereka.

“Muatan lokal ini penting karena mencerminkan kearifan lokal. Nilai-nilai itu harus ditransformasikan kepada peserta didik agar mereka tetap membumi dan tidak tercerabut dari identitas daerah,” tegasnya.

Batam, sebagai kota yang berbatasan langsung dengan negara serumpun dan memiliki interaksi sosial, ekonomi, serta budaya yang lintas batas, menurut Amsakar, memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga identitas masyarakatnya. Ia mengingatkan bahwa dalam konteks multinasional seperti Batam, pemahaman bersama tentang pentingnya identitas lokal menjadi sangat krusial.

“Perlu pemahaman bersama supaya Batam yang interaksinya sudah multinasional ini tetap memiliki identitas yang kuat,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Amsakar juga menyinggung fenomena bonus demografi yang tengah dialami Indonesia, di mana 65–72 persen penduduk berada dalam usia produktif. Ia menyadari bahwa generasi saat ini lebih akrab dengan budaya global yang sering kali dianggap lebih menarik dibandingkan nilai-nilai lokal.

“Mereka adalah generasi yang sudah akrab dengan budaya global, sementara nilai lokal dianggap kurang menarik. Karena itu, kita harus memberi pemahaman dan pengetahuan yang tepat,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa perubahan gaya hidup yang dipengaruhi oleh teknologi informasi telah melahirkan karakter baru pada generasi muda. Dalam kondisi seperti ini, muatan lokal menjadi benteng penting dalam membentuk kepribadian dan jati diri anak-anak.

“Kepribadian lokal dan jati diri yang tertanam melalui muatan lokal ini harus kita jaga. Itulah benteng pembentukan karakter anak-anak kita,” tutup Amsakar.

Langkah Pemerintah Kota Batam ini menunjukkan keseriusan dalam membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara budaya. Melalui pendidikan yang berakar pada nilai-nilai lokal, Batam berupaya menciptakan generasi yang mampu bersaing secara global tanpa kehilangan identitasnya.

Komentar