Galang Donasi, PWI Kepri-PWI Batam Gandeng Rumahitam Gelar ‘Malam Sastra Sumatera Luka

Batam, Headline80 Dilihat

BATAM – Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) mendorong sejumlah komunitas di Batam untuk mengambil inisiatif kemanusiaan.

PWI Kota Batam bersama PWI Provinsi Kepri serta komunitas seni Rumahitam Batam akan menggelar sebuah malam amal bertajuk ‘Malam Sastra Sumatera Luka’.

Menurut Ketua Bidang Seni Budaya PWI Kepri sekaligus Presiden Rumahitam, Tarmizi, MSSL menjadi wujud “senasib-sepenanggungan” terhadap korban bencana di Sumatera.

Dalam siaran persnya, Tarmizi menyatakan prihatin atas tragedi yang disebutnya “memilukan”, dan berharap lewat seni, khususnya puisi, masyarakat dapat ikut membantu meringankan beban saudara-saudara yang terdampak.

‘Malam Sastra Sumatera Luka’ yang mengusung tema “puisi menggalang donasi” ini dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 6 Desember 2025, pukul 19.30 WIB di Suratan Coffee Rumahitam, di depan Gedung Beringin Sekupang, Batam.

PWI Batam, PWI Kepri, dan Rumahitam mengundang penyair-penyair dari Batam, serta komunitas seni dari Singapura dan Malaysia untuk turut tampil membaca puisi atau orasi sebagai bagian dari solidaritas kemanusiaan.

Ketua PWI Kepri Saibansah Dardani mengatakan, malam sastra ini bukan sekadar acara estetis atau bersenang-senang.

“Ini perwujudan rasa cinta kita pada sesama saudara kita yang mengalami bencana di Sumatera,” ujarnya, Kamis (4/12/2025).

Saibansah juga menegaskan bahwa siapa pun yang hadir dipersilakan turut menyumbang dan tampil, baik dengan puisi maupun orasi. Donasi yang terkumpul akan disalurkan untuk membantu korban banjir dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

Situasi Terkini Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa bencana di tiga provinsi tersebut telah menyebabkan ribuan korban dan kerusakan luas. Per 3 Desember 2025:

Korban meninggal dunia diperkirakan mencapai 753 orang. Korban hilang sebanyak sekitar 650 orang di seluruh wilayah terdampak. Dan korban luka-luka mencapai sekitar 2.600 jiwa.

Ribuan rumah rusak berat hingga ringan, serta banyak fasilitas publik dan infrastruktur — seperti fasilitas pendidikan dan jembatan juga rusak.

BNPB, bersama tim penyelamat dan relawan, terus melakukan operasi pencarian, evakuasi, dan distribusi bantuan, meskipun akses ke banyak wilayah terpencil masih terputus.

Mengapa Malam Sastra Penting?

Inisiatif seperti ‘Malam Sastra Sumatera Luka’ ini mencerminkan bahwa di tengah krisis, solidaritas bisa muncul lewat banyak cara, tidak hanya dengan logistik atau bantuan fisik, tetapi juga lewat bentuk kebudayaan dan empati.

Lewat puisi dan orasi, penyelenggara berharap bisa menggerakkan rasa kemanusiaan publik, meningkatkan kesadaran terhadap kondisi korban, serta menghimpun donasi guna membantu pemulihan.

Menurut Saibansah, kehadiran penyair dan masyarakat Batam serta diaspora Indonesia di luar Pulau Jawa menjadi bentuk nyata bahwa bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya masalah daerah terdampak.

Malam Sastra Sumatera Luka di Batam menjadi refleksi bahwa bencana bukan sekadar urusan korban. Melalui seni, kebudayaan, dan empati, warga di luar zona terdampak pun dapat ikut mengambil bagian dalam bantuan kemanusiaan.

Untuk masyarakat yang ingin turut serta hadir, berdonasi, atau tampil, kesempatan ini terbuka luas.

Semoga upaya kecil ini bisa menjadi bagian dari pemulihan dan membantu meringankan beban saudara-saudara kita di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

Komentar