ASIAPELAGO.COM||LEMBANG – Bertempat di gedung Oetaryo Suryawinata, Sespim Lemdiklat Polri menggelar kegiatan Seminar Sekolah Peserta Didik Sespimma Polri Angkatan ke-71, tahun 2024, yang digelar secara offline dan online melalui daring zoom meeting, dengan bertemakan “Etika Pemimpin dan Kepemimpinannya”.
Seminar ini, diikuti secara offline oleh Peserta didik (Serdik) Sespimma Polri Angkatan ke-71, Pejabat Utama Sespim Lemdiklat Polri, Pejabat Utama Polda Jabar, tamu undangan dari Lembaga Pendidikan serta Universitas yang ada di Bandung, dan diikuti oleh 1000 peserta yang bergabung secara daring melalui zoom meeting.
Acara Seminar Sekolah ini, juga menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., Uskup Agung Jakarta Prof. Dr. Ignatius Kardinal Suharyo, Ketua Sangha Theravada Indonesia Bhiku Sri Paññavaro Mahathera, Irwasum Polri Komjen Pol. Drs. H. Ahmad Dofiri, M.Si, Sestama Lemhanas Komjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, M.Si sebagai narasumber.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka untuk :
- Menyebarluaskan pengetahuan, pendapat, dan wawasan kepada peserta seminar tentang Etika Pemimpin dan kepemimpinannya.
- Membiasakan Peserta Didik untuk dapat menyampaikan gagasannya di depan Peserta Didik lainnya dan mempertahannya berdasarkan kaidah keilmuan.
- Merumuskan strategi lainnya dari masukan peserta Seminar Sekolah yang dapat diaplikasikan secara nyata guna memberikan kontribusi dalam aktualisasi etika dalam kepemimpinan nya.
Pada kata sambutannya Kasespim Lemdiklat Polri Irjen Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si yang juga sebagai Keynote Speaker, mengatakan. Bahwa spirit pemimpin itu Pantas dan Benar, Layak dan Menyelamatkan, Kesadaran dan Tanggung Jawab juga Disiplin Menginspirasi, Memotivasi, Memberi Solusi, Melindungi, Mengayomi dan Melayani, Sepi Ing Pamrih Rame ing Gawe (tulus hati dan tidak banyak kepentingan).
Selain itu juga Beintegritas, Komitmen dan Konsisten, Mampu menjadi siapa dan mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan, Transformatif yang passionnya: berani belajar dan memperbaiki kesalahan di masa lalu, Siap di masa kini, Mampu menyiapkan masa depan yang lebih baik, Meneng, Wening, Dunung (Neng, Ning, Nung).
Memiliki ketenangan, keheningan dan memutuskan dengan bijak, Rendah Hati, dan Memiliki Iman yang Benar.
“ Menjadi seorang Peminpin berbasis Moral itu, adalah tahu yang baik dan benar. Dimana etika bisa memilih dan menerapkan yang baik dan benar itu ,” ujar Kasespim Lemdiklat Polri Irjen Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si.
Jenderal bintang dua dipundak itu juga berharap.
” Dengan adanya kegiatan Seminar Sekolah ini, diharapkan nantinya dapat meningkatkan kapabilitas calon pemimpin Polri yang memiliki etika dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya “, tandasnya.
Kasespimma Polri Brigjen Pol. Mardiyono, S.I.K., M.Si, kepada Team Media Sespim Lemdiklat Polri menjelaskan. Kegiatan hari ini merupakan kegiatan yang bukan hanya dikhususkan bagi para Peserta didik Sespimma Polri Angkatan ke-71 saja. dan berharap dengan adanya kegiatan ini mampu menjadi mode pembelajaran bagi kita semua. Yang mana unsur kepemimpinan dapat kita temui dalam kehidupan bermasyarakat.
” Tidak hanya membahas terkait kepemimpinan saja, dalam kegiatan ini juga kita membahas mengenai keterkaitannya antara moral dan agama. Jadi diharapkan kepada seluruh Serdik Sespim Lemdiklat Polri, tamu undangan, dan masyarakat yang mengikuti kegiatan ini dapat mengambil pelajaran yang telah dijabarkan., baik oleh Keynote Speech maupun Narasumber yang hadir “, pungkas Kasespimma Brigjen Pol Mardiyono, S.I.K.,M.Si.
Ditempat yang sama, Kasenat Sespimma Polri Angkatan ke-71 Serdik Tony Haryono juga menuturkan. Sesuai dengan tema hari ini, yaitu Etika Pemimpin dan Kepemimpinannya, maka dapat kita kaitkan dengan program Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si, yaitu Penegakan hukum yang berkeadilan.
” Sehingga integritas moral dalam penegakan hukum merupakan kunci untuk memastikan bahwa hukum itu diterapkan dengan cara yang adil dan setara untuk semua warga, sehingga tidak ada lagi istilah Hukum itu Tajam ke bawah dan tumpul keatas “, tutup Kasenat Tony Haryono.
(red/Jn)
Komentar