Nama Politisi Kepri Mencuat di Balik Bisnis Balpres Sagulung Dibongkar Polresta Barelang

Batam136 Dilihat

Asiapelago.com | Batam — Penggerebekan aktivitas bongkar muat balpres di Sagulung pada Sabtu (9/11) ternyata bukan sekadar operasi rutin. Di balik dua kontainer dan tiga lori yang disita, muncul dugaan adanya campur tangan kekuatan politik yang selama ini membentengi jalannya bisnis tersebut.

Di tengah kekacauan saat aparat mengamankan lokasi, sebuah bisikan dari salah satu pekerja justru menjadi pemicu mencuatnya isu baru.
Bisikan itu terdengar jelas dan tanpa keraguan:

“Ini punya ketua IS.”

Pernyataan spontan tersebut memicu kegelisahan di berbagai pihak. Inisial tersebut merujuk pada seorang ketua partai sekaligus anggota dewan di Kepri yang dikenal memiliki jejaring kuat di Batam. Walau hanya berupa ucapan lirih, dampaknya mengguncang—muncul dugaan bahwa bisnis balpres tidak hanya dikendalikan para pekerja lapangan, tetapi turut disokong figur politik yang memiliki posisi strategis.

Sumber investigatif menyebut bahwa jaringan balpres yang beroperasi di Batam bukan jaringan kecil. Kegiatan itu berjalan lama, terstruktur, dan seolah kebal dari penindakan. Setiap razia, yang ditangkap selalu orang yang sama: sopir, buruh angkut, atau pekerja lapangan.
Sementara dugaan pengendali utamanya, tidak pernah tersentuh.

Kecurigaan kemudian mengarah pada permainan di level atas—level yang mampu mengatur ritme keluar masuk kontainer, menentukan penjagaan, hingga memastikan barang melintas tanpa hambatan di pelabuhan resmi.

Di lapangan, beberapa saksi juga menyebut adanya pola pengamanan yang janggal:

area tertentu tiba-tiba dikosongkan,

kendaraan tertentu dibiarkan lewat tanpa pemeriksaan,

dan ada instruksi tak tertulis agar aparat “tidak mengganggu” pada jam-jam tertentu.

Pola-pola tersebut memperkuat dugaan adanya pihak berkekuatan besar yang menjadi backing.

Di tengah memanasnya isu ini, sosok IS memilih bungkam. Tidak ada klarifikasi meski namanya kini beredar dalam pemberitaan dan percakapan publik. Sikap diam tersebut justru memunculkan lebih banyak tanda tanya—apakah ia tidak mengetahui, tidak ingin menanggapi, atau memilih membiarkan isu berkembang?

Yang jelas, publik kini menunggu langkah aparat. Apakah keberanian mereka hanya berhenti pada penangkapan buruh angkut?
Atau kali ini jerat hukum benar-benar menjangkau pihak yang diduga berada di belakang bisnis balpres?

Bisnis berukuran besar seperti ini tidak mungkin berjalan tanpa dukungan tokoh berpengaruh. Dan untuk pertama kalinya, sebuah nama mulai disebut.

Fs

 

Komentar