Dua Negara Besar di Asia Tenggara Kelabakan Dampak dari Indonesia Resmi Berhenti Impor Beras

Batam, Berita, Headline86 Dilihat

BATAM – Selama bertahun-tahun, Indonesia dianggap “pasar besar” bagi beras Thailand dan Vietnam. Selama bertahun tahun masyarakat kita dibodohi pejabat pejabat korup yang demen impor.

Mereka, Thailand dan Vietnam mengekspor jutaan ton ke Indonesia. Mereka dapat untung besar. Pejabat pejabat korup yang “hoby impor” mendapat fee besar. Petani Thailand dan Vietnam hidup dari piring makan kita.

Tapi tahun ini, situasinya berbalik 180 derajat. Di bawah Menteri Amran, produksi beras Indonesia meledak. Stok Bulog tembus rekor. Lahan panen meluas. Bahkan pemerintah berani bilang :

“Sekarang Indonesia tidak akan impor beras lagi.”

Dan yang lebih menarik, Ekspor beras Vietnam ke Indonesia anjlok hampir 97 persen. Bayangkan, artinya indonesia menjadi pasar terbesar beras mereka.

Thailand juga menjerit karena harga beras mereka ikut anjlok akibat kehilangan pasar terbesar di ASEAN.

Sementara itu, kini Indonesia mulai tenang.
Harga beras mulai stabil. Cadangan aman.
Petani kita yang selama ini kalah bersaing akhirnya punya napas lebih panjang.

Ini bukan cuma soal beras. Ini soal kedaulatan pangan, tentang bagaimana sebuah negara berhenti bergantung pada produk bangsa lain.

Dan ketika Indonesia berdiri di atas kaki sendiri… pasar global pun ikut berguncang. Harga beras dunia terjun bebas. Luar biasa.

Tapi ingat, tantangannya belum selesai. Iklim ekstrem bisa tiba kapan saja. Produksi harus dijaga. Stok harus dikelola. Petani harus sejahtera bukan hanya dijadikan slogan.

Namun untuk hari ini, kita boleh bangga, Indonesia tidak lagi jadi pasar permanen. Indonesia mulai jadi penentu harga di kawasan.

Dan dua negara tetangga yang dulu nyaman menumpuk untung dari kita, sekarang sedang mencari pasar baru, karena Indonesia sudah mandiri.

Inilah efek swasembada yang sesungguhnya.
Diam-diam, tapi mengubah peta ekonomi Asia Tenggara.

Indonesia bukan hanya berhenti impor beras. Tapi juga berhenti memperkaya oknum oknum pejabat korup yang hoby impor.

Komentar